Laut itu ibarat taman yang tak terlihat dari atas tidak terlihat tanda kehidupan didasarnya, laut itu ibarat taman yang tersembunyi dari atas hanya terlihat warna hijau yang menandakan kedalamannya. Perjalanan kami selanjutnya menyebrangi lautan tepatnya kami bertiga aku, Rani dan Lukman pergi menyebrangi lautan menuju lampung, bagi mereka berdua ini adalah perjalanan pertama mereka tapi buat aku ini adalah perjalanaan kedua buat aku. Tahun lalu tepatnya di bulan Maret kami pergi kepulau asing tersebut, terusterang kami buta pulau tersebut tidak punya kenalan bahkan sanak saudara, kami bermodalkan nekad ke lampung.
Tujuan kami sebelumnya adalah pantai mutun walaupun pada akhirnya kami kepantai Klara alias klapa rapet.
Sesampainya di Bakauhuni kami menunggu bus yang menuju ke Raja Basa karena tujuan kami pantai Mutun, tapi karena kami dapatng pas hari libur alangkah malangnya nasib kami, kami tidak mendapatkan bus satupun di bakauhuni, karena semua bus penuh oleh warga lampung yang mudik. Pada akhirnya setelah kami bertiga bersabar menunggu bus kami dapat bus juga, kami bertiga naik bus tersebut ke raja basa, perjalanan dari bakauhuni ke rajabasa kurang lebih 2 Jam perjalanan, kami tidak ada planing sama sekali cuman ada tujuan ke pantai Mutun. Sampailah kami di Raja Basa berhubung waktu itu matahari sudah diatas kepala maka sa'atnya untuk sholat, kami bertiga setelah makan di terminal Rajabasa langsung mencari musolah untuk melakukan ibadah. Selesai kami melakukan sholat Dzuhur kami melanjutkan perjalanan kami ke pantai Mutun, dari termianl rajabasa kami naik angkutan umum ke "Karang" waktu itu nama daerahnya dari
"Karang" kami melanjutkan perjalanan menuju Gudang Garam menggunakan angkutan yang menuju Teluk. Sampailah kami di Gudnag Garam dan angkutan satu-satunya yang menuju Mutun adalah mobil Bak yang diseting menjadi angkutan umum, kami bertiga naiklah angkutan umum tersebut tetapi angkutan tersebut menunggu sampai penumpang penuh dan pada akhirnya kami kesorean sampai Mutun karena kami takut apalagi penduduk sekitar bilang kalau di Mutun itu tidak ada penginapan atau rumah penduduk dan pada akhirnya kami membatalkan niat kami kemutun kami mengikuti saran penduduk untuk ke pantai Klara, sampailah dipantai kelara. Harapan kami sudah pupus disini pantai kelara sangat kotor apalagi kita mendapat masalah dengan penjaga pantai, memang salah kami tidak permisi dulu pas masuk, kami foto-foto seadanya.
"Karang" kami melanjutkan perjalanan menuju Gudang Garam menggunakan angkutan yang menuju Teluk. Sampailah kami di Gudnag Garam dan angkutan satu-satunya yang menuju Mutun adalah mobil Bak yang diseting menjadi angkutan umum, kami bertiga naiklah angkutan umum tersebut tetapi angkutan tersebut menunggu sampai penumpang penuh dan pada akhirnya kami kesorean sampai Mutun karena kami takut apalagi penduduk sekitar bilang kalau di Mutun itu tidak ada penginapan atau rumah penduduk dan pada akhirnya kami membatalkan niat kami kemutun kami mengikuti saran penduduk untuk ke pantai Klara, sampailah dipantai kelara. Harapan kami sudah pupus disini pantai kelara sangat kotor apalagi kita mendapat masalah dengan penjaga pantai, memang salah kami tidak permisi dulu pas masuk, kami foto-foto seadanya.
Berikut foto-foto kami, sebenernya pantainya indah tetapi mungkin karena sudah siang dan kebanyakan
pantai disana akan cenderung cepat surut di waktu sore, tapi pada dasarnya semua yang tercipta di dunia ini adlah keindahan dan keajaiban yang maha dasyat yang diberikan oleh Alloh sebagai rahmatnya kepada manusia, namun terkadang manusia lupa untuk menjaga titipiannya yang hanya sementara ini. kami bertiga melakukan foto-foro di pantai kelara sebagai bukti bahwa kami sudah mengunjungi pantai yang sangat jauh dari kehidupan masyarakat dikota-kota besar. Kami hanya sebentar disini pantai klara berikutnya kami mengejar waktu untuk dapat kembali ke Gudang Garam mengingat angkutan umum hanya sampai pukul 18:00 saja atau pilihan lain kami harus menginap di rumah penduduk di sekitar pantai kelara. Menurut saya perjalanan saya ini adalah perjalanan yang sngat berat karena kami hanya mengikuti kemana kaki kami melangkah dan tanpa Tour Guide. *Tepuk tangan donk.
Menghibur diri dengan foto diatas pohon
Berusaha tersenyum meskipun kelelahan
Setelah selesai berfoto ria kami melanjutkan perjalanan kami dan benar saja kami tidak menemukan satupun kendaraan yang dapat kami tumpangi, seperti di film-film, kami jalan sekitar 15 Menit menyusuri jalan yang tidak berpenghuni dan hanya dikelilingi oleh hutan, tebing dan pepohonan yang rimbun.
15 Menit kemudiaan kami melihat ada angkutan yang dapat membawa kami ke Gudang Garam, tetapi jangan dikira angkutan tersebut enak yah tempat duduk empuk dan ada ACnya hem, sangat jauh berbeda dari itu kami ikut dengan angkutan umum yang membawa kayu yang sudah di potong dan kalian tau kami duduk di atas kayu bersama beberapa anak kecil yang merupakan anak dari pemilik mobil. Gak percaya kan berikut Fotonya.
Berusaha tersenyum meski kaki semutan.
Temen aku ajah sampai manyun hehehe tapi seru Real Adventure... kalo orang bilang my trips my adventure tapi buat ane my life my adventur.
Sampailah kami di Gudang Garam, setelah sholat magrib kami bertiga langsung belanja oleh2 ke toko yen yen, toko oleh-oleh yang terkenal dilampung, kalaplah di sini kami bertiga belanja banyak oleh-oleh. Tapi kami lupa kalau kami harus nyari Hotel untuk menginap dan semua hotel full Booking matilah kami... Aku mulai kesel hehehe Sorry yehh Buat Rani dan Lukman, sebenernya kesel bukan karena kalian loh tapi kesel karena diri sendiri kok hahahaha. Kami bertiga dengan membawa kardus oleh-oleh mencari Hotel tetapi tidak dapat hotel juga, tapi aku melihat ada sebuah hotel kecil dan sedikit remang-remang, tetapi kedua teman saya tidak mau menginap disitu, karena aku cape pengen minum dan pengen nanya tentang hotel itu maka aku tinggalkan mereka berdua, tapi bukan bermaksud meninggalkan loh hehehe cuman mo beli minum tapi mereka berdua ngikutin hahahaha lucu..... Akhirnya kami ditawari untuk tinggal dirumah mereka tanpa bayar horeee dalam hati aku hahahaha padahal kedua temen aku malu banget pasti. Kami bertiga meningap di ruah tersebut sampai pagi. Hem senangnya bisa mandi dan bisa tidur nyenyak.
Paginya kami bertiga pamitan pulang dan meluncur ke Rajabasa untuk menelusuri pantai pasir putih dan pulau condong. Transpotrasi disana cukup bagus, angkutan umumnya juga cukup bagus sudah tertata.
Sampailah kami di Pantai Panjang Pasir Putih.
Foto Bersama Patung Selamat Datang
Prahu Menuju Pulau Condong
Maen Aer dan Maen Pasir
Si Buta
With My Best Friends
Randut
With Randut
Terumbu karang yang akan terlihat di diang hari sekitar pukul 13:00 s/d 15:00 Sore
Dan pada akhirnya Happy Ending deh meskipun dari awal sudah gak jelas perjalanan kami. My Life My Advanture.
Pulang Kejakarta sayang Guys kalian tidak pergi ke Menara Siger tapi gak apa-apa hehehe... Lain waktu pergi kesana lagi dan jangan lupa mampir di Menara Siger... Buat Randut dan Lukman si jangkung Kalian Luar Biasa.... "Lampung Penuh dengan Kejutan" ini judulnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar